Minggu, 25 Oktober 2009

KURAKURAKU [2]

supaya lebih nyambung baca cerita ini, enaknya sih baca KURAKURAKU episode pertama, biar lebih passsss !!! oce ? ;-)

--------------------------------------------


gaby senenk gak abis-abisnya setelah mendapat 3 kura-kura lucu dengan sifat yang bertolak belakang : PD, KUPER dan PDKT. setiap pulang sekolah, tempat pertama yang ditengok adalah kandang [bener gak ya disebut kandang ?] si kura-kura.

tempurungnya dikitik-kitik, disikat sama sikat gigi bekas, dijemur, dilap pake handuk lembut kesayangan gw [hiks hiks...], air di kandang dicuci tiap hari, makan disuapin ke mulutnya, dielus-elus, ketawa bareng, geli bareng, sampe teriak-teriak kalo si kura-kura uda manjat ke perutnya yang aduhai bundarnya ! pokoke, seru banget dech !

sampai suatu saat...

PD dan PDKT gak mau makan, jarang bergerak, gak lincah lagi. warna tempurung uda mulai pudar, gak se-ijo si KUPER. wah, gw mulai was-was. ya, gw harusnya ingat, bahwa gw mesti siapin mental anak gw, kalau suatu saat, peliharaan kesayangannya juga akan meninggalkan dunia ini. gak cuman bisa mengenal anatomi tubuh binatang, belajar tanggung jawab, menumbuhkan rasa empati dan lain-lain, tapi sang anak harusnya juga disiapkan untuk ikhlas kalau suatu saat sang binatang pergi untuk selamanya. aaaah, ini point yang terlewatkan waktu gw berinisiatif ngasih kado ini... duh....

apa yg gw takutin ternyata kejadian juga. PD dan PDKT makin melemah, sampai akhirnya menyerah dan tidak bergerak sama sekali di telapak tangan gaby. dengan kasih sayang polos seorang anak, gaby masih mengusap-usap tempurung, kaki, tangan dan kepala sang kura-kura yang sudah tergeletak lemas. pelan sekali, gw denger dia mengucapkan sesuatu buat teman-teman baiknya itu : PD, PDKT, kamu koq gak bergerak ? sakit ya ? kasian ya kamu... jangan mati ya... kamu sih gak mau makan.

rasanya ada aliran hangat di sekitar mata gw sebelum akhirnya genangan air itu turun juga di pipi gw. sediiiih dan terharu mendengar anak gw ngomong seperti itu dengan tatapan mata sedih dan penuh pengharapan kalau kura-kura kesayangannya akan mulai bergerak lagi di telapak tangannya. tapi, setelah ditunggu-tunggu, 2 ekor binatang imut itu tetap diam. dan akhirnya, anak gw mulai ikut terdiam. diletakkannya perlahan sahabat baiknya itu ke lantai.

+ gaby, PD sama PDKT uda gak sakit lagi. mereka uda pulang ke surga. enakan disono kan, ketemu temen-temennya, ketemu Tuhan Yesus juga [gw berusaha menghibur, walaupun gw tau, dia pasti tetap sedih]
- hwaaaaaaaa.....hwaaaaaaa [dia mulai meraung sekenceng-kencengnya sambil berlari ke kamar!]

hal yang paling langka dilakukan anak gw adalah menangis. bahkan sejak 1 tahun ke atas, menangis mungkin kegiatan yang terlupakan. ia sangat ceria dan periang, sampai-sampai kalau ada anak menangis, dia pasti tanya : kenapa dia nangis mami ? koq sampe begitu ? ya, karena ia jarang sekali menangis, ia tidak tahu apa alasan yang menyebabkan seseorang sampai menangis.

tapi kali ini, tangisan gaby adalah tangisan terdahsyat yang pernah gw denger selama menjadi maminya. gw ikut lari ke kamar. di sana dia masih terisak-isak sambil ngumpetin mukanya di bantal.

+ aku sedih mami...
- iya by, mami juga sedih. tapi semua yang hidup itu pasti mati. daripada si PD sama PDKT kesakitan terus, lemes gak mau makan, mendingan mereka balik aja lagi ke surga. kan kamu masih ada si KUPER ?
+ nanti kalo KUPER mati juga gimana donk mami ? huhuuuuu, aku sedih nich....
- kalo KUPER mati juga, nanti aku beliin lagi dech biar kamu gak inget sama PD n PDKT terus
+ gak mau ah mami, ntar mati lagi. aku ga mau piara binatang lagiiiiii huuuuu...

tangisan itu terus berlangsung sampai malam, bahkan sampai 2 hari berikutnya. sampai-sampai gaby sering ijin ke toilet karena gak tahan mau nangis keingetan sama si PD n PDKT. belajar jadi ga konsen. wah, gawat ini...

untunglah akhirnya, dia bisa menerima kenyataan. dengan satu ketetapan hati : aku gak mau piara binatang lagi ah, ntar kalo mati, aku jadi sedih....

ya, ini pelajaran berharga buat maminya, kalau mau ngasih surprise, pilih yang ujung-ujungnya happy. sorry ya gaby !



Tidak ada komentar:

Posting Komentar